Pandangan Pertama

Jungwon dan Sunoo berjalan menuju ruang OSIS yang letaknya cukup jauh dari kelas mereka. Saat ini sudah istirahat, kegiatan MPLS yang mereka lakukan ternyata tidak menakutkan seperti yang Jungwon pikirkan. Ia berpikir semua murid baru akan dijemur di tengah lapangan hingga sore dan dibentak-bentak. Kegiatan hari ini bahkan lebih banyak di dalam kelas, hanya tadi sempat diajak berkeliling oleh kakak panitia untuk menunjukkan posisi ruangan-ruangan yang ada di sekolah seperti laboratorium, ruang komputer, ruang guru, dan lain-lain.

“Lo bawa bekal juga?” tanya Jungwon menoleh menatap Sunoo.

Sunoo mengangguk, “Bawa, tapi semoga aja belum dimakan sama Riki.”

“Kalo dimakan dia tinggal minta ganti rugi McD seminggu,” sahut Jungwon tertawa.

“Segitu mah kecil buat dia,” ucap Sunoo yang ikut tertawa juga.

Jungwon dan Sunoo kini sudah berada di depan pintu ruang OSIS yang tertutup rapat. Mereka berdua sudah berdiri di depan pintu itu sekitar 3 menit.

“Lo yang ketuk pintunya,” ucap Jungwon mendorong Sunoo ke depannya.

Sunoo mendecak pelan, “Kan yang ada urusan elo, kenapa gue yang ngetuk pintu?” ucapnya sambil mundur ke belakang dan mendorong Jungwon untuk maju.

“Ih lo aja, gue takut tau!” kata Jungwon kembali mendorong Sunoo untuk maju ke depan pintu ruang OSIS.

Sunoo melotot dan kembali ke belakang Jungwon yang akhirnya membuat mereka saling dorong. Mereka berdua bahkan tidak sadar kalau Jake sudah membuka pintu ruang OSIS dengan lebar.

Jake menghela nafas dalam, “Berhenti!” ucapnya mencoba menghentikan kedua orang di depannya yang masih saling mendorong.

Jungwon dan Sunoo berhenti mendadak. Jungwon meneguk ludah mendengar suara kakaknya. Pemuda itu lalu menoleh melihat Jake yang sudah menyilangkan tangan.

“Nih bekalnya, udah sana balik kelas. Jangan lupa minumnya yang banyak,” ucap Jake memberikan tupperware berwarna biru milik adiknya.

Jungwon mengerucutkan bibir, “Abang Heeseung mana?” tanyanya mencari keberadaan sang kakak pertama.

Jake menyingkirkan tubuhnya dari pintu dan memperlihatkan Heeseung yang sedang fokus bermain game di handphone-nya. Jungwon tersenyum dan menyapa kakaknya, “Abang jangan lupa makan!”

Heeseung menoleh sebentar melihat adiknya, “Iya adek juga,” jawabnya kembali fokus bermain game.

Jungwon mendecih, semua kakaknya kalau sudah bermain game pasti tidak akan peduli dengan sekitarnya. Pandangan Jungwon kini beralih ke seseorang yang duduk di sebelah Heeseung. Orang itu sedang tertawa bersama kakaknya. Entah kenapa rasanya ia baru saja dihipnotis hanya dengan mendengar suara tawa dari orang itu.

“Udah sana balik, bentar lagi waktu istirahatnya kelar,” ucap Jake mencoba mengusir Jungwon dan Sunoo.

Sunoo yang dari tadi diam pun akhirnya bicara, “Emang ini mau balik. Bye!”

Sunoo langsung menarik tangan Jungwon untuk kembali ke kelas mereka. Jungwon yang masih fokus melihat teman sebelah kakaknya itu refleks berteriak karena kaget tiba-tiba tangannya ditarik oleh Sunoo. Jake yang melihat kepergian Jungwon dan Sunoo hanya tertawa.

“Dasar choco ball.

Jake tertawa lagi. Adiknya benar-benar menggemaskan.