Taruhan
“Udah sih ganti baju di sini aja.”
Jungwon mendecak keras mendengar ucapan Sunoo. “Kalo ada yang masuk gimana? Malu ish,” kata Jungwon sambil menghentakkan kaki persis seperti anak kecil yang sedang merajuk.
Riki yang jengah melihat tingkah sahabatnya akhirnya berjalan keluar kelas, “Nih gue tungguin pintunya. Udah lu cepetan ganti baju,” seru pemuda itu dari depan pintu kelas.
Jungwon yang sudah hampir telat untuk latihan akhirnya langsung berganti baju. Pemuda itu masih tetap saja menengok ke kanan dan kiri melihat apakah ada orang lain selain mereka bertiga.
“Nggak ada orang, Ju...” ucap Sunoo malas.
“Iya iyaa tau. Ini udah hampir kelar,” kata Jungwon yang berada di pojok belakang kelas.
Setelah berganti baju, mereka bertiga bergegas pergi ke lapangan basket. Sesampainya di sana, Jungwon terkejut melihat kedua kakaknya yang sudah duduk dan mengobrol dengan anggota ekskul basket yang lain. Jungwon menghela nafas, ia tak mengira kedua kakaknya benar-benar akan pergi melihatnya latihan.
“Adek sini!”
Panggilan Jake membuat semua orang yang berada di sana menoleh ke arah Jungwon dan membuat pemuda itu menciut. Sunoo yang lengannya dicengkeram oleh Jungwon memutar matanya malas, “Ayo, lo udah tungguin tuh.”
Jungwon menggeleng menolak. Sunoo tersenyum lebar dan menghela nafas, “Balik aja dah ayo kalo lo nggak mau latihan.”
Jungwon kembali menggeleng pelan. Pemuda itu mengerucutkan bibir,“Mau ikut latihan...” katanya pelan.
Riki yang lelah melihat tingkah sahabatnya memutar bola matanya malas. Ia akhirnya menarik paksa Jungwon yang membuat Sunoo otomatis ikut tertarik. Tingkah ketiga pemuda itu kini membuat mereka menjadi atensi semua orang yang sedang berkumpul di sana.
“Nih bang, anggota terakhir udah dateng,” ucap Riki sambil mendorong Jungwon ke arah Jay.
Jungwon yang tak siap jadi terdorong dan memekik kecil. Pemuda itu hampir terjatuh jika saja Jay tidak menahan tubuhnya.
“CIEEEEE”
“WOW SEPERTI SINETRON”
“ADUDUDUH DASAR REMAJA”
“YA ALLAH AKU KAPAN DIGITUIN”
Seruan para murid membuat keduanya kini berdiri canggung. Jake dan Heeseung yang melihat kejadian itu hanya tertawa keras melihat adiknya yang tengah salah tingkah. Mereka bahkan bisa melihat pipi sang adik yang sudah memerah seperti Tuan Krabs. Jungwon menoleh sinis ke arah Riki yang berada sebelahnya, lalu memukul lengan sahabatnya itu.
“Awas ya lo,” ancam Jungwon sambil menunjuk Riki. Riki hanya menjulurkan lidahnya merasa tidak takut. Jungwon yang melihat itu semakin geram. Untung saja sedang banyak orang, kalau tidak mungkin Riki sudah dia habisi.
Jay berdehem membersihkan tenggorokannya. Pemuda itu lalu menepuk tangan beberapa kali mencoba membuat semua orang kini berfokus padanya, “Karena udah kumpul semua, ayo mulai pemanasan. Yang mimpin hari ini gua, Kak Yeonjun lagi ada kepentingan jadi nggak bisa ikut latihan.”
**
Jungwon terduduk di sebelah Sunoo dan Riki yang berada di pinggir lapangan. Ia mencoba mengatur nafasnya setelah lari keliling lapangan untuk pemanasan.
“Baru juga pemanasan udah ngos-ngosan,” ucap Sunoo memberikan air minum ke Jungwon.
Jungwon terkekeh, “Gue masih kuat kok, tenang aja.”
Jay yang melihat Jungwon kelelahan akhirnya mendekati pemuda itu dan duduk di depannya.
“Kalo cape nggak usah ikut, istirahat aja,” ucap Jay pelan.
“Kuat kok kak, buat sparing juga kuat nih gue,” balas Jungwon sambil memamerkan otot lengannya.
Semua orang yang memperhatikan interaksi keduanya hanya saling berbisik. Ini sebenarnya mereka mau latihan basket atau mau liatin orang pacaran?
Jay tersenyum melihat Jungwon. Pemuda itu lalu menaikkan sebelah alisnya dan berkata, “Ya udah kalo gitu ayo sparing.”
Jungwon yang sedang minum hampir tersedak mendengar ucapan Jay. Semua orang yang mendengarnya juga ikut terkejut. Mereka tidak menyangka sang wakil ketua ekskul akan menanggapi serius ucapan sang adik kelas.
Jungwon yang merasa diremehkan akhirnya berdiri dan menunduk melihat Jay yang tengah duduk di depannya, “Oke. Sekalian taruhan gimana?” katanya menantang.
Jay tertawa pelan. Pemuda itu lalu berdiri berhadapan dengan Jungwon, “Ayo. Mau taruhan apa?” tanyanya santai.
Melihat reaksi santai membuat Jungwon menyesali ucapannya. Mengapa ia lupa jika Jay adalah wakit ketua ekskul basket. Jungwon lalu menoleh pada kedua sahabatnya meminta bantuan. Sunoo dan Riki hanya menggelengkan kepala tidak mau ikut campur. Melihat reaksi sahabatnya Jungwon menggeram. Ia harus memikirkan taruhan yang pas agar dirinya tidak rugi.
“Gini aja dah biar gampang,” ucap Jay yang membuat Jungwon kembali melihat ke arahnya.
“Kalo gue menang, lo jadi pacar gue. Dan kalo lo menang, gue yang jadi pacar lo.”
Semua orang yang berada di sana berteriak heboh. Jake dan Heeseung yang melihat itu kini sudah saling memukul gemas. Sunoo menutup mulutnya terkejut, sedangkan Riki bertepuk tangan dan tertawa keras.
Jungwon terkejut sampai membelalakkan matanya. Ia masih berusaha mencerna ucapan Jay yang baru saja ia dengar. Pemuda itu lalu menatap Jay yang juga tengah menatapnya.
Jay menyeringai, “Gimana? Setuju nggak?”
Jungwon kini tersenyum lebar, “Oke, setuju!” balas pemuda itu percaya diri.
Suasana di lapangan basket semakin memanas dengan teriakan para murid semakin heboh. Jake tidak sadar sudah menggigiti tasnya dan Heeseung yang sedari tadi sudah melompat-lompat kegirangan. Sunoo bahkan berpura-pura pingsan dan terjatuh dipangkuan Riki.
Sedangkan sang pemeran utama... mereka sedang saling menatap dan tersenyum. Keduanya kini tengah mengatur detak jantung masing-masing dengan senyum yang masih terus menempel di wajah mereka.
Terus kira-kira siapa yang bakal menangin taruhan ini?