Telat

“Adek bangun!!”

Dari tadi Jake sudah sibuk meneriaki adiknya yang belum juga bangun. Kamarnya juga terkunci. Pemuda itu kembali menggedor pintu kamar sang adik, “Dek, kalo kamu beneran nggak bangun abang dobrak pintunya nih,” ancam Jake.

Tidak ada balasan.

Jake menghela nafas panjang, kemudian mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu kamar Jungwon. Lalu tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan sang adik yang sudah siap dengan seragamnya yang rapih, tapi dengan wajah yang terlihat murung.

Jake menyadari itu, “Kamu kenapa?” tanya Jake khawatir sambil memegang pipi Jungwon dengan kedua tangannya.

Jungwon yang ditanyai begitu malah merengek. Ia lalu memeluk kakaknya secara tiba-tiba yang membuat Jake hampir kehilangan keseimbangannya. Heeseung yang baru keluar kamar dengan rambut basah dan handuk dipundaknya melihat mereka heran.

“Ada apanih? Morning hug?” tanya Heeseung.

Jake mengangkat kedua bahunya, ia juga tidak paham situasi saat ini. Heeseung akhirnya memeluk Jake yang sedang memeluk Jungwon. Mereka bertiga kini berpelukan seperti Teletubbies.

“Ayo sarapan, abang udah buat buatin nasi goreng,” ajak Jake masih dengan posisi yang sama.

Jungwon mendongak, matanya berbinar, “AYO!!” katanya riang.

Heeseung merasa gemas. Ia lalu mencubit pipi sang adik, “Adek gue gemes banget sih.”

Jungwon mencibir, “Emang! Sekarang lepasin pelukannya, aku gerah,” ucap Jungwon mencoba mengeluarkan diri dari pelukan sang kakak.

“Kayaknya kita harus pelukan tiap pagi,” celetuk Heeseung tiba-tiba.

“Biar makin akrab,” lanjutnya.

Jake dan Jungwon menatap geli Heeseung, “Ayo dek kita sarapan aja,” ucap Jake menarik Jungwon pergi meninggalkan Heeseung.

Heeseung menghela nafas, “Gua butuh afeksi,” katanya dengan nada yang dibuat-buat.

Jake dan Jungwon yang masih bisa mendengar itu menoleh dan menatap horor Heeseung.

Jungwon menatap Jake, “Kita harus cariin bang Heeseung pacar,” ucap Jungwon dan ditanggapi anggukan serius dari Jake.


Jake memandangi adiknya yang masih sibuk dengan ponselnya. Jungwon terkekeh kecil, lalu sibuk mengetikkan balasan pesannya.

“Dimakan dulu dek, bentar lagi kita berangkat,” ucap Jake mencoba sabar.

“Lagian sibuk chat sama siapa sih? Sampe ketawa-ketawa sendiri gitu, ” goda Heeseung sambil menyenggol lengan Jungwon yang duduk di sebelahnya.

Jungwon meletakkan ponselnya di meja, “Riki diare habis minum yogurt basi,” katanya lalu tertawa lagi membayangkan Riki yang harus bolak-balik ke toilet.

Heeseung terkejut, “Kok bisa anjir minum yogurt basi?” tanyanya heran.

“Gatau, emang aneh anaknya,” balas Jungwon cekikikan.

“Terus tadi kamu cemberut kenapa?” tanya Jake mencoba nimbrung.

Jungwon yang sedang tertawa jadi menghela nafas. Pemuda itu kembali mengerucutkan bibir. Ia lalu membuka ponselnya dan memberikannya pada Heeseung yang duduk di sebelahnya.

Heeseung yang bingung tetap menerima ponsel yg diberikan adiknya. Terlihat sebuah room chat Jay dengan adiknya. Ia membaca dengan ekspresi datar, lalu memberikannya pada Jake yang duduk di depannya. Jake mengambil ponsel itu dan membaca kembali chat adiknya dengan Jay.

“Terus kenapa?” tanya Jake bingung.

Jungwon mendecak sebal, “Itu kak Jay marah sama aku,” jawab Jungwon dengan sedih.

“Biasa aja ah, emang dia anaknya rada cuek gini,” kata Heeseung dengan mulut yang masih sibuk mengunyah.

“Ditelen dulu apa gimana, keselek mampus lo,” ucap Jake geram melihat kembarannya.

“Jay biasanya kalo bales ke orang lain lebih cuek, dek. Ke abang aja biasanya cuma ya, nggak, ok, sama hm doang,” ucap Heeseung setelah benar-benar menelan makanannya. Jake mengangguk menyetujui.

“Beneran?” tanya Jungwon sedikit tidak percaya.

“Iya beneran, emang gitu anaknya. Dari chat malah menurut abang dia care sama kamu,” goda Jake sambil menaik turunkan alis.

Jungwong mengernyit, “Enggak ah, biasa aja...” ucap Jungwon malu-malu.

“Ciee pipinya merah tuh dek,” ledek Heeseung ikut menggoda adiknya.

Raut wajah Jungwon berubah perlahan. Ia menipiskan bibir, mencoba menahan senyum. Ia bahkan bisa merasakan pipinya memanas. Jungwon mengerjap mengingat sesuatu, lalu mengalihkan wajahnya menatap kedua kakaknya secara bergantian.

“UDAH HAMPIR JAM 7 NANTI KITA TELAT!!”